🎈 Surah Al Fatir Ayat 43
SuratFatir Ayat 43. Lafal Al Makru diberi sifat As Sayyi-u adalah bentuk asal tetapi di-mudhaf-kan-nya lafal Al Makru kepada lafal As Sayyi-u, menurut suatu pendapat merupakan cara pemakaian yang lain tetapi dengan memperkirakan adanya Mudhaf yang lain supaya jangan langsung di-mudhaf-kan kepada sifat. (Tiadalah yang mereka nanti-nantikan
72 That is, this Law of Allah that the nation which repudiates its Prophet, is destroyed should be applied in their case as well. The tafsir of Surah Fatir verse 43 by Ibn Kathir is unavailable here. Please refer to Surah Fatir ayat 43 which provides the complete commentary from verse 43 through 44. 1 .
DanKami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran". Dan diserukan kepada mereka: "ltulah
Terangkanlah kepadaku) ceritakanlah kepada-Ku (tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya) maksudnya orang-orang yang menurutkan hawa nafsunya; dalam ungkapan ayat ini Maf'ul kedua didahulukan mengingat kedudukannya yang penting, yaitu lafal Ilaahahu.
vPxy. اۨسۡتِكۡبَارًا فِى الۡاَرۡضِ وَمَكۡرَ السَّيّیٴِؕ وَلَا يَحِيۡقُ الۡمَكۡرُ السَّيِّـئُ اِلَّا بِاَهۡلِهٖ ؕ فَهَلۡ يَنۡظُرُوۡنَ اِلَّا سُنَّتَ الۡاَوَّلِيۡنَ ۚ فَلَنۡ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَبۡدِيۡلًا ۖوَلَنۡ تَجِدَ لِسُنَّتِ اللّٰهِ تَحۡوِيۡلًا Istakbaaran fil ardi wa makras sayyi'; wa laa yahiiqul makrus sayyi'u illaa bi ahlih; fahal yanzuruuna illaa sunnatal awwaliin; falan tajida lisunnatil laahi tabdiilanw wa lan tajida lisunnatil laahi tahwiila karena kesombongan mereka di bumi dan karena rencana mereka yang jahat. Rencana yang jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri. Mereka hanyalah menunggu berlakunya ketentuan kepada orang-orang yang terdahulu. Maka kamu tidak akan mendapatkan perubahan bagi Allah, dan tidak pula akan menemui penyimpangan bagi ketentuan Allah itu. Juz ke-22 Tafsir Menjauhnya mereka dari kebenaran adalah karena kesombongan mereka di muka bumi dan karena rencana mereka yang jahat, yaitu menipu lawan bicaranya dengan sumpah palsu. Rencana yang jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri, kalau tidak menimpa di dunia pasti akan menimpa di akhirat. Mereka hanyalah menunggu berlakunya ketentuan kepada orang-orang yang terdahulu, yakni turunnya azab kepada orang-orang yang mendustakan rasul. Maka kamu tidak akan mendapatkan perubahan bagi ketetapan-ketetapan Allah yang berlaku bagi umat manusia yaitu mengazab orang-orang yang durhaka dan memberi pahala kepada yang taat, dan tidak pula akan menemui penyimpangan bagi ketentuan Allah itu, yakni apa yang ditetapkan Allah bagi seseorang, maka tidak akan beralih kepada yang lain. Ayat ini masih menjelaskan sikap orang musyrik Mekah terhadap dakwah Nabi saw. Dengan segala daya dan pikiran, dengan harta dan kekayaan yang dimiliki, mereka menentang dakwah Nabi Muhammad, bahkan beliau diboikot dan dihalangi. Tetapi, segala rencana jahat guna mematahkan dakwah Islam itu pada akhirnya menjadi bumerang bagi mereka. Kegagalan kaum kafir Mekah mencegah tersiarnya dakwah Islam telah tertulis dengan tinta emas dalam sejarah Islam. Setiap usaha dan rencana jahat untuk memadamkan cahaya agama Allah di bumi ini, pasti akan gagal, sebab Allah selalu akan memelihara eksistensi agama-Nya di bumi ini, sampai akhir zaman, biarpun tidak disukai oleh orang-orang musyrik, sebagaimana disebutkan dalam ayat Mereka hendak memadamkan cahaya agama Allah dengan mulut ucapan-ucapan mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir membencinya. ash-shaff/61 8 Dalam Aisar at-Tafasir disebutkan satu riwayat bahwa Ka'ab berkata kepada Ibnu 'Abbas, "Dalam Taurat diterangkan bahwa siapa yang menggali lubang untuk kawannya, dialah yang masuk ke dalamnya." Ibnu 'Abbas menjawab, "Hal itu aku temukan dalam Al-Qur'an." Ka'ab bertanya, "Di mana?" Ibnu 'Abbas menjawab, "Bacalah wa la yahiqul makrus-sayyi' illa bi ahlih Rencana yang jahat itu hanya akan menimpa orang yang merencanakannya sendiri." Seperti diuraikan di atas, kadang-kadang Allah menunda kedatangan siksa sebagai bukti kasih sayang-Nya kepada orang-orang kafir. Tetapi, jangan dikira bahwa Allah tidak akan menyiksa mereka bila mereka tidak tobat, sebab bila mereka di dunia belum merasakan siksaan, di akhirat kelak pasti akan mereka alami juga. Di akhirat nanti baru mereka yakini ke mana orang yang zalim itu ditempatkan Allah sesuai dengan ancaman Allah ketika mereka masih di dunia. Dan orang-orang yang zalim kelak akan tahu ke tempat mana mereka akan kembali. asy-Syu'ara'/26 227 Sekalipun azab itu sudah pasti datang, orang-orang yang tidak mengimaninya masih saja menentang kedatangannya dengan tidak menghentikan segala perbuatan jahatnya. Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan nasib mereka kelak dengan mengatakan bahwa tidak ada yang mereka tunggu-tunggu itu melainkan siksaan seperti apa yang telah menimpa manusia dahulu kala disebabkan keingkaran mereka terhadap risalah para rasul. Tetapi, ujung ayat ini menegaskan bahwa sunah Allah menentukan bahwa setiap orang yang mendustakan ajaran-Nya pasti akan disiksa dengan azab yang tidak akan berubah dan tidak akan dipindahkan kepada orang lain. Allah tidak akan melimpahkan rahmat-Nya pada seseorang yang sudah tercatat sebagai pembangkang dan pendosa, serta tidak akan memikulkan dosanya kepada diri orang lain. Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain. al-An'am/6 164 44 Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad supaya memperingatkan kaum pendusta musyrik, apakah mereka tidak pernah melakukan perjalanan untuk menyaksikan betapa dahsyatnya azab yang diturunkan pada bangsa-bangsa dahulu akibat keingkaran mereka pada kebenaran ajaran Allah. Semula ayat ini ditujukan kepada kaum musyrik Mekah, yang umumnya bermata pencaharian berdagang. Pada musim-musim tertentu, kafilah Quraisy berangkat menuju Syam Syiria dan Irak. Pada daerah-daerah gurun pasir yang mereka lewati, banyak terdapat bekas-bekas negeri yang pernah dihuni manusia di zaman kuno, akibat kedurhakaan penduduknya kepada rasul utusan Allah. Mereka disiksa, dan bumi tempat mereka berpijak dijungkirbalikkan sehingga hancur sama sekali. Allah memperingatkan kaum pedagang Quraisy, andaikata mereka juga mengikuti jejak bangsa yang mendustakan-Nya, maka kepada mereka pasti akan berlaku sunatullah. Mereka akan merasakan siksaan dan azab yang tidak sanggup mereka tolak. Untuk meyakinkan mereka, ayat 44 ini lebih lanjut memberi penjelasan bahwa umat-umat yang telah merasakan balasan akibat sikap dan tindak-tanduk mereka yang menentang ajaran rasul itu adalah umat yang perkasa, berani, punya harta, dan anak keturunan yang banyak sekali. Namun demikian, keperkasaan, kekayaan, dan keturunan mereka yang besar itu ternyata tidak sanggup membela dan melindunginya dari azab Allah. Maksud berjalan di muka bumi, menurut penafsiran Sayid Quthub dalam Tafsir fi ¨ilal al-Qur'an, adalah berjalan dengan mata hati terbuka dan pikiran yang segar sambil merenungkan peristiwa-peristiwa yang pernah menimpa umat dahulu, betapa dan bagaimana keadaan mereka sewaktu ditimpa azab Allah. Perjalanan demikian, menurutnya, menambah perasaan takwa kepada Allah, membangunkan hati dari kelalaian dan kelengahan akan sunatullah yang pasti berlaku itu. Mereka diingatkan bahwa Allah Yang Mahakuasa itu tidak pernah kewalahan untuk melaksanakan keputusan-Nya, apabila Dia telah menginginkan. Sebab dengan tegas dikatakan tiada satu daya dan kekuatan yang sanggup melemahkan Allah, baik kekuatan itu terdapat di langit maupun di bumi. Bagaimana Allah itu lemah? Bukankah ilmu dan kekuasaan-Nya meliputi kerajaan langit dan bumi? Bagaimana mungkin makhluk ciptaan-Nya, Sekalipun seluruh manusia bersatu menandingi kekuasaan Allah, tidak akan sanggup menjatuhkan atau menandingi kekuasaan-Nya, sedang semuanya dijadikan dengan fisik yang lemah? Allah berfirman Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan bersifat lemah. an-Nisa'/4 28 Perhatikanlah akhir ayat ini dengan penegasan bahwa Allah Maha Mengetahui dan Mahakuasa terhadap segala makhluk ciptaan-Nya. Dalam Tafsir al-Maragi dijelaskan bahwa Allah Maha Mengetahui dan Mahakuasa terhadap orang-orang yang harus mendapatkan siksaan dengan segera. Sebaliknya, orang yang tobat, dan ingin kembali kepada Tuhan dari kesesatannya, Dia memberi petunjuk kepadanya sehingga beriman sepenuhnya. Ketika orang-orang musyrik meminta kepada Nabi Muhammad agar azab yang dijanjikan itu segera diturunkan, maka diterangkan kepada mereka bahwa Allah menentukan peraturan-Nya bagi umat ini, yakni siksaan tidak segera diturunkan kepada mereka yang melakukan kedurhakaan atau keingkaran terhadap ajaran rasul. Sebab diharapkan sebagian di antara mereka mungkin masih ada yang insaf dan kembali kepada ajaran Tuhannya sumber Keterangan mengenai QS. FatirSurat Faathir terdiri atas 45 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Furqaan dan merupakan surat akhir dari urutan surat-surat dalam Al Quran yang dimulai dengan Alhamdulillah. Dinamakan Faathir pencipta ada hubungannya dengan perkataan Faathir yang terdapat pada ayat pertama pada surat ini. Pada ayat tersebut diterangkan bahwa Allah adalah Pencipta langit dan bumi, Pencipta malaikat-malaikat, Pencipta semesta alam yang semuanya itu adalah sebagai bukti atas kekuasaan dan kebesaran-Nya. Surat ini dinamai juga dengan surat Malaikat karena pada ayat pertama disebutkan bahwa Allah telah menjadikan malaikat-malaikat sebagai utusan-Nya yang mempunyai beberapa sayap.
surah al fatir ayat 43